Search

Higiene Industri (3)



Higiene Industri (3)


KONTROL LINGKUNGAN KERJA
Jika suatu bahaya telah diidentifikasi dan besarnya masalah telah diukur, langkah berikutnya adalah:
-                     Mendesain strategi kontrol/ planning
-          Menurunkan paparan ke level yang diperkenankan, dengan cara:
·         Merubah proses industri atau subsitusi bahan berbahaya
·         Mengisolasi sumber bahaya dan mencegah penyebarannya,  misalnya pemasangan    local    exhaust    ventilation    disekitar   titik   emisi    akan menangkap dan memindahkan bahan emisi sebelum mencapai breathing zone pekerja. Alat yang baik dapat menangkap 80% - 90% emisi yang jelek hanya dapat menangkap 50% atau kurang.
·         Membuat kebijakan administratif untuk menurunkan jumlah paparan yang diterima pekerja, misalnya membatasi lama paparan di tempat potensial bahaya atau dengan pemakaian APD sebagai upaya terakhir. Pendekatan ini kurang dapat diandalkan karena hasilnya tergantung manajemen, pelaksanaannya, dan kecermatan pemakainya. Pemakaian APD bukan suatu cara pendekatan kontrol yang mudah dan murah, contoh pemakai masker akan merasa tidak nyaman apalagi jika lingkungan kerjanya panas, penerimaan pekerja terhadap alat pelindung diri masih rendah dan kualitas perlindungan tiap alat sangat variatif. Harus diperhatikan ketepatan respirator dengan wajah pemakai karena kalau tidak tepat benar akan terjadi kebocoran melalui tepi/sisi masker.
Pada umumnya strategi control mengunakan  kombinasi  ketiga  pendekatan tersebut dan yang tidak kalah penting adalah pendidikan bagi pekerja dan supervisornya akan bahaya serta cara penanggulangannya. Perlu diperhatikan juga paparan bahan toksik dapat terjadi melalui lingkungan pekerja yang terkontaminasi. Pakaian kerja tidak boleh dibawa pulang ke rumah, karena dapat membawa kontaminan kerja ke keluarga. Dan diusahakan ada fasilitas shower untuk membersihkan seluruh,bagian..tubuh pekerja dari bahan kontaminan.

Penggunaan bahan haku dan pengurangan penggunaan
Sering terjadi bahwa pemakaian bahan baku yang berbahaya dilakukan demi sudut pandang untuk mengurangi biaya dan waktu pembuatannya. Hal ini terjadi pada pemberian pewarnaan makanan sering dipakai warna yang berbahaya bagi kesehatan manusia, misalnya Azo Benzana dengan Di Chior Bendina. Contoh lain yaitu mengganti Tri Chlor Etylena dengan zat aktif lainnya.

Monitoring lingkungan kerja
Untuk tempat kerja yang sudah beroperasi, pengukuran berkala pada lingkungan kerja harus diambil untuk mengetahui kadar dan faktor-faktor berbahaya dalam lingkungan. Dan apabila dikhawatirkan adanya akibat merugikan pada kesehatan pekerja, harus diadakan pemeriksaan dan tindakan untuk memberantas faktor-faktor lingkungan kerja dalam fasilitas atau metode kerja yang semakin buruk.          

Kontrol Iingkungan kerja adalah untuk mengurangi secara luas kemungkinan terpaparnya para pekerja oleh faktor-faktor berbahaya dalam Iingkungan dimana mereka bekerja. Oleh karena itu, meskipun didalam lingkungan kerja yang rata-rata sudah terkontrol baik, jika kalau gerakan kerja atau sikap tubuh dari pekerja tidak dapat, maka kesehatan mereka bisa terpengaruh.

Kemungkinan terdapat kasus dimana paparan zat dengan konsentrasi tinggi tidak bisa dihindari, meskipun baik sikap tubuh maupun geraknya tidak salah. Umpamanya dalam pekerjaan las dengan muka pekerja tepat diatas alat las yang dipegangnya, maka ia pasti akan terkena konsentrasi tinggi terlepas dari konsentrasi di Iingkungan kerja.

Gangguan kesehatan karena zat kimia
Gangguan kesehatan berdasarkan jenis :
·         Debu kimia yang tidak bisa larut
Pada umumnya debu mineral yang menyebabkan penyakit paru bersifat tidak larut dalam air dan secara kimia bersifat lamban, karena itu debu kimia ini akan terperangkap dalam organ dan memberi gejala dalam waktu lama.
·         debu kimia yang bisa larut
Gangguan atas tubuh manusia tidak sama dan tergantung dari:
-      jumlah masukan
-      kondisi kesehatan
-         umur
-      faktor lain dari manusia
Suatu zat kimia dapat menyebabkan lebih dari satu penyakit, tergantung dari jumlah yang masuk terus menerus, banyak penyelidikan dilakukan terhadap paparan zat kimia jumlah banyak. Namun paparan dalam jumlah sedikit dalam waktu lama hanya beberapa zat yang jelas pengaruhnya.

Gangguan kesehatan karena faktor fisik
Penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh temperatur dan kondisi panas serta pencegahannya.

a.      Demam panas
Penyakit ini timbul kepada pekerja yang melakukan pekerjaan dibawah temperatur tinggi, terutama mereka yang berada dalam panas yang tinggi dan pekerjaan yang menggunakan tenaga besar.
Bila bekerja dibawah temepratur tinggi, temperatur kulit kita juga akan meningkat, pernapasan kita meningkat dan mengeluarkan keringat, dengan demikian jumlah panas yang dipancarkan oleh tubuh kita menjadi lebih besar. Jika penyebaran panas dari badan kita tidak mencukupi, panas secara perlahan-lahan bertumpuk didalam badan kita, maka kita mengumpulkan panas dan akibatnya kita mulai menderita demam panas.
Penyebab utama dari penyakit ini adalah hilangnya air dan kandungan garam dalam jumlah yang besar dari badan kita dikarenakan situasi kerja dan pakaian yang dipakai di tempat kerja dengan panas tinggi dimana pada gilirannya mengganggu fungsi psikologi. Kelelahan, perut kpsong, kurang tidur, gangguan perut dan pencernaan dan ketidaknormalan kondisi fisik akan meningkatkan penyakit ini.
Langkah-langkah pencegahan:
·                  perbaikan ventilasi udara
·                  pemasangan peralatan untuk menutup panas radiasi
·                  pengurangan beban kerja
-     mekanisme kerja
-     pengurangan jam kerja yang kontinyu
-     pemberian waktu istirahat yang cukup
-     pengurangan beban kerja bagi pekerja yang tidak terampil dan yang dalam masa penyembuhan
·                  pembatasan atas penggunaan pekerja yang tidak cocok untuk bertemperatur tinggi (misalnya pekerja gemuk dan mereka yeng memiliki gangguan pada organ-organ peredaran darah)
·  penyediaan garam, vitamin B, C dan air
·                  penggunaan pakaian kerja yang sesuai dan peralatan pelindung panas
·                  mentaati peraturan perundangan tentang kesehatan yang berlaku

b.      Kebisingan
Untuk merencanakan langkah untuk mengurangi kebisingan, pertama harus diukur tingkat kebisingan dan menganalisa frekuensinya.
Langkah-langkah untuk mengatasi kebisingan :
·  amati standar kebisingan yang diijinkan
·                  melakukan tindakan teknis berupa :
-        kurangi kebisingan dari sumbernya
-        redamkan sumber kebisingan atau pisahkan dengan bengkel kerja
-        dalam  hal  pembangkitan  suara  yang  tidak dapat dihindari,   ambil langkah   untulk  menutup  atau   menyerap   suara   untuk  mencegah kebisingan mencapai telinga pekerja.
·         penggunaan alat penahan suara, termasuk sumbat telinga dan penutup telinga
Alat pelindung diklasifikasi dalam dua tipe, yaitu :
-       klasifikasi 1 : peralatan yang menutup suara lemah
-       klasifikasi 2 : peralatan yang menutup suara yang keras saja
Para supervisor hendaknya meminta kepada atasan untuk mengambil tindakan dalam mengatasi kebisingan sesuai dengan keadaan pekerjaan. Pada waktu yang sama mereka mengecek tingkat gangguan kesehatan pekerja dan memerintah mereka menggunakan peralatan penahan suara.

EVALUASI
Pemeliharaan Dan Seleksi Kesehatan
Kita ketahui bahwa ada hubungan antara besar paparan bahaya potensial serta akibatnya pada kesehatan, dan bahwa akibatnya pada tubuh manusia berbeda satu sama lain. Ini berarti bahwa meskipun kadar bahaya potensial ditempat kerja sudah diturunkan sampai tingkat serendah-rendahnya melalui kontrol lingkungan kerja dan manajemen pekerjaan, masih ada kemungkinan adanya gangguan kesehatan pekerja yang sensitif. Dalam pencegahan gangguan demikian, perlu sekali untuk melaksanakan pemeliharaan kesehatan dengan cara pemeriksaan medis dan sebagainya, sebagai tambahan pada kontrol lingkungan kerja dan standar work practice.
Sebagai cara pemeliharaan kesehatan demikian, pertama-tama perlu untuk tidak rnenerima pekerja yang diperkirakan bersifat peka bawaan atau rentan terhadap faktor-faktor tersebut, karena usia atau penyakit yang diderita sebelumnya. Untuk maksud demikian diadakan seleksi pemeriksaan kesehatan pada saat penerimaan tenaqa kerja. Tetapi mengingat bahwa kepekaan dari seseorang terhadap faktor bahaya tidaklah konstan, mungkin akan timbul kasus bahwa kesehatan akan terpengaruh sesudah mulai bekerja. Jadi perlu sesegera mungkin untuk menemukan akibat demikian dan untuk mengambil tindakan medis yang tepat. Untuk maksud ini diadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Selanjutnya, yang mernpengaruhi kesehatan pekerja bukan hanya lingkungan kerja dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pekerjaan, tetapi juga faktor-faktor lingkungan dalam kehidupan pribadinya seperti faktor internal misalnya menjadi tua yang mengakibatkan melemahnya kesehatan. Tuiuan dari kesehatan kerja adalah untuk mempertahankan kesehatan dari semua pekerja. Meskipun melemahnya kesehatan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan, salah satu tugas penting dari manaiemen kesehatan kerja adalah untuk menemukan secara dini dan mengambil tindakan medis yang tepat.

Perbaikan Dari Metode Kerja Dan Rekayasa Engineering
Dengan mengadakan perubahah sebagian dari proses atau metode kerja, atau dengan pertukaran perintah, zat berbahaya bisa dihilangkan, atau pancarannya bisa dihambat atau dikurangi.
Contoh-contoh perbaikan metode kerja dan rekayasa engineering:
a.         penggunaan sistem basah : pada tempat kerja yang berdebu merubah ke sistem basah atau lembap sistem ini sangat efektif bisa digunakan air, minyak atau cairan lain yang cocok. Kadang-kadang
tambahan zat aktif lain bisa efektif misainya dalam membersihkan lantai
b.                  Dengan  menggunakan alat transport  ban  berjalan  memindahkan  barang bubuk, barang   debu   yang   menyebabkan   masalah   dalam   pemuatan, pemuatan kembali dan pembongkaran jika dilakukan dengan ban berjalan bisa dikurangi.
c.                    Dengan menggunakan tungku tertutup dalam dapur; bertebaran- nya debu ketika bahan dimasukkan atau dikeluarkan dari tungku bisa dikurangi.
d.                 Dengan   menggunakan   metode   cetak-rangka   atau   cetak-logam   dalam pekerjaan pencetakan, pembangkitan tebu dalam pemadaman cetakan, bisa dikurangi.
e.                   Pengecatan semprot yang memakai   pelarut  bisa    dirubah    menjadi penyemprotan tanpa udara, pelapisan bubuk atau pengecatan elektrostatis.

Pengendalian Administrasi
Kerja secara sitem shift dapat mengurangi  paparan bahan-bahan paparan.   Namun  efek negatif  kerja shift  karena   masalah  arcadian  rhytm (perubahan ritme kehidupan) masih terjadi.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan alat pelindung diri tidak bisa efektif kecuali bila diadakan upaya untuk peningkatan keadaan lingkungan. Sementara itu diantara semua tindakan dasar kontrol lingkungan tersebut, mungkin terdapat satu kasus dimana dihasilkan pengaruh lengkap jika ditetapkan satu jenis saja, tetapi dalam banyak kasus pemakaian suatu kombinasi seperti dibawah ini biasanya digunakan :
-       ukuran  butiran  dari  bahan  bubuk dibuat lebih  besar  untuk  mengurangi penyebaran
-       sumber dart debu diatasi dengan ventilasi lokal
-       pekerjaan pengecatan   diotomatisasi   dengan   memakai   robot   sehingga pekerja terisolasi
-       ruang pengecatan diberi ventilasi lokal
-       penyebaran dari sumber pancaran ke daerah sekitarnya ditekan dengan penghispan lokal
-       debu   yang   sudah   tersebar   dipasangi   dengan   ventilasi   umum   untuk mengurangi konsentrasinya
Penggunaan alat pelindung diri adalah pilihan terakhir, karena sudah menjadi kodrat manusia untuk menolak memakai APD dengan alasan tidak nyaman dipakai.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Higiene Industri (3)"

Posting Komentar