Search

Higiene Industri (2)



Higiene Industri (2)


Recognition (mengenal potensi bahaya)
Setelah antisipasi terhadap potensi bahaya lingkungan kerja diketahui, baik organ tubuh yang potensial mendapat paparan maupun jalan masuk ke dalam tubuh, maka perlu diketahui jenis potensi bahaya di lingkungan kerja. Untuk mudahnya, potensi bahaya lingkungan kerja dibagi menjadi :
·  faktor kimia
·                  faktor fisik
·                  faktor biologi
·                  faktor psiko-sosial


a.  Faktor kimia
Bahan kimia yang mengalami biotransformasi dengan dosis dan suasana yang kondusif dapat menimbulkan keadaan toksik yang merugikan pada sistem biologis. llmu pengetahuan yang mempelajari efek yang merugikan organ tubuh akibat paparan benda kimia disebut TOXICOLOGI.
Dalam lingkungan kimia, masalah-masalah yang ditimbul adalah :
-   pencemaran udara
-                    kontak bahan kimia dengan kulit
-   kekurangan oksigen.
Penyebab pencemaran udara adalah :
-   debu partikel
-                    gas
-   uap
-                    fumes
-   mists

Masing-masing  zat  kimia   perlu  diketahui   sifat-sifat  fisio-kimianya karena zat-zat berbahaya tersebut memberikan akibat yang berbeda pada tubuh manusia. Melalui pernapasan:
-          Partikel yanq tidak bisa larut
bila telah menetap difolikel, tidak bisa dikeluarkan dari tubuh dengan mudah karena dalam folikel tidak ada aliran udara ataupun cilium. Bila partikel tersebut menetap dalam folikel dalam waktu lama, dampak bahayanya akan berlangsung terus menerus untuk jangka waktu yang lama.
-          Partikel yanq dapat larut
akan larut dalam folikel dan masuk kedaiam kapiler darah. Sebagian partikel akan mengendap pada organ-organ dengan daya tarik yang kuat bagi zat kimia melalui limpa atau fagosit, dan secara berangsur dikeluarkan sebagai kotoran.
-          Gas dan uap
tidak hanya masuk melalui saluran udara, tetapi juga melalui kulit. Gas dan uap yang masuk melalui saluran udara, masuk kedalam kapiler melalui folikel dan beredar keseluruh tubuh.
Zat kimia seperti partikel, gas atau uap sesudah masuk kedalam tubuh manusia, zat tersebut berpindah melalui jalur pernapasan, jalur pencernaan dan aliran darah, kemudian mengendap di jaringan atau organ atau sebagian terbuang sesudah melalui proses metabolisme.
Banyak bahan pelarut organik yang larut dalam minyak. Zat tersebut mudah menumpuk pada jaringan kaya lemak, yaitu pada sistem syaraf pusat. Bahan pelarut organik yang masuk ke dalam tubuh diproses melalui detoksikasi, dengan oksidasi reduksi, hidrolisis atau konyugasi dan kemudian bertumpuk dan dibuang.

Dosis respon
Zat kimia yang diserap melalui sistem pencernaan sampai di hati melalui pembuluh darah halus dan beredar ke seluruh tubuh dalam bentuk metabolit lewat dekomposisi / detoksikasi atau dalam bentuk asalnya.
Jenis paparan zat berbahaya berbeda satu sama lain, tergantung pada proses kerja dan metode kerja. Jika dibagi berdasarkan tingkatan konsentrasi dari zat-zat berbahaya, dapat diklasifikasi menjadi :
-       paparan konsentrasi tinggi
-       paparan konsentasi rendah
cara terjadinya gangguan kesehatan karena kedua paparan tersebut tidak sama.
Paparan konsentrasi tinggi antara lain disebabkan oleh paparan rutin dari zat konsentrasi tinggi dari pekerjaan rutin harian yang menghasilkan banyak zat berbahaya dimana konsentrasi zat berbahaya tersebut meningkat di tempat kerja. Banyaknya jumlah zat-zat berbahaya yang diserap tubuh para pekerja pada umumnya atau secara lokal menimbulkan gangguan kesehatan sesuai dengan sifat dari zat berbahaya yang dihadapi pekerja.
Paparan konsentrasi rendah disebabkan antara lain karena melakukan pekerjaan rutin harian yang sama kecuali metode kerja dirubah. Gangguan kesehatan bisa terjadi karena terpapar zat berbahaya dalam waktu lama, walaupun konsentrasinya rendah. Gangguan kesehatan yang terjadi jarang menunjukkan gejala yang khas, namun sering menyebabkan metabolisme enzim dari suatu organ tubuh yang tidak normal.

Efek bahan kimia berbahaya bagi tubuh
Ø  Pada percobaan binatang, ahli toksikologi membagi paparan akibat zat kimia menjadi empat kategori, yaitu :
§  akut
-     paparan terjadi kurang dari 24 jam
-     jalan masuknya melalui intra venba dan injeksi sub kutan
§  sub akut
-    paparan terjadi berulang untuk waktu satu bulan atau kurang
§  sub kronis
-    paparan berulang antara satu sampai tiga bulan
§  kronis
-     paparan berulang lebih dari tiga bulan
-     dapat terjadi apabila bahan kimia terakumulasi dalam sistem biologi
-     bersifat permanen, karena sistem biologi tidak mempunyai cukup waktu untuk pulih akibat paparan terus menerus
Ø  Pembagian efek zat kimia berdasarkan cspat dan lambat.
§    toksisitas cepat
merupakan manifestasi yang segera timbu! setelah pemberian zat kimia.
§    toksisitas lambat
merupakan manifestasi yang timbul akibat bahan kimia seiang beberapa waktu dari waktu pemberian.
Ø  Pembagian efek zat kimia berdasarkan lokasi manifestasi.
Untuk menentukan ada tidaknya bahaya berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran yang sudah dilakukan, higienis harus membandingkan dengan :
§  literature ilmiah
§  nilai ambang batas yang telah ditetapkan pemerintah
§  hasil diskusi dengan tenaga kesehatan profesional yang telah mengevaluasi status kesehatan pekerja yang terpapar.
Jika paparan tidak melebihi (literatur atau NAB (nilai ambang batas) tapi terjadi respon biologis maka hygienist harus mengevaluasi apakah fakta tersebut konsisten. Jika faktanya konsisten maka hygienist harus berasumsi bahwa ada hubungan antara hubungan antara paparan tersebut dengan respon yang terjadi karena batasan paparan diberikan untuk mencegah efek negatif paparan bagi sebagian besar pekerja; bukan batasan absolut bahwa di bawah angka tersebut efek negatif tidak terjadi. Disamping itu data-data tentang nilai ambang batas paparan kadang-kadang tidak sempurna dan sudah kadaluwarsa serta kadang hanya memperhitungkan efek toksiknya saja, tidak memperhitungkan efek karsinogenitasnya, metagenisitas atau teratogenisitasnya, apalagi di Indonesia dimana NAB diadopsi dari ACGIH
Teknik pengukuran
Secara garis besar teknik pengukuran dibagi dua, yaitu :
Ø  Direct reading instrument
Mempunyai sensor yang bisa mendeteksi secara langsung kadar bahan dalam udara. Alat ini mahal dan butuh perawatan secara hati-hati dan  kalibrasi  yang cermat.

Ø  Sample collector
Alat ini mengambil bahan yang akan diukur dari udara kemudian dianalisa dilaboratorium. Harganya lebih murah dibanding yang pertama.
Contoh: personal sampling
Strategi Sampling
Setelah paparan udara toksik sudah diidentifikasi dan sudah ditetapkan teknik pengukurannya, hygienist harus merancang strategi/cara pengambilan sample. Misalnya pengukuran perorangan akan menunjukkan akumulasi paparan dari bermacam-macam sumber bahaya (kadang-kadang paparan terjadi pada proses operasi tertentu). Variasi konsentrasi kontaminan dalam udara selama beberapa hari harus dicatat, membandingkan dengan pekerja lainnya dalam pekerjaan yang sama untuk mengetahui pengaruh kebiasaan pekerjaan (habit) dan cara kerjanya; dan harus mempertimbangkan pengambilan sampel pada pekerja yang berdekatan dengan area tersebut karena udara terkontaminasi dapat mengalir ke area lain.
Pengambilan sampel kadang dilakukan di lokasi-lokasi tertentu dengan tujuan identifikasi karakteristik pada sumber kontaminan dan untuk mengevaluasi keefektifan kontrol yang telah dilakukan terhadap emisi bahan kontaminan, misalnya menilai efektifitas local exhaust ventilation untuk paparan debu kapas.
Evaluasi paparan melalui kontak kulit (misalnya paparan pestisida pada pekerja industri pertanian) sulit dilakukan dengan mengambil sampel lingkungan karena walaupun kontaminasi pada kulit dapat ditentukan, tetapi tetap tidak mungkin mengetahui seberapa banyak kontaminan pada kulit yang sudah penetrasi ke dalam tubuh juga tidak diketahui berapa lama waktu dibutuhkan untuk penetrasi tersebut.
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan :
§  cloth patches;
untuk menghitung kontaminan per unit area selama waktu paparan;
dengan mengambil lokasi pada kulit dahi, leher belakang, punggung tangan dan lengan
§  wipe sampling;
kulit dicuci dengan pefarut yang sesuai untuk menentukan besar kontaminan.
Kedua cara ini hanya untuk mengestimasi resiko relatif seseorang terhadap orang lain pada area kerja yang sama atau antar tetapi tetap sukar untuk mengetahui jumlah absolut kontaminan yang telah masuk tubuh dan menyebabkan gangguan kesehatan.
Monitoring biologts dapat mendeteksi efek negatif akibat paparan, misalnya monitoring cholinesterase sel darah merah pada pekerja yang terpapar insektisida. Artinya kita dapat mendeteksi telah terjadi paparan berlebihan setelah terjadi efek negatif. Biological monitoring juga dapat menjelaskan bahwa paparan telah terkontrol tetapi tidak mendeteksi tingginya paparan. Cara ini juga diperlukan bila jalan masuk kontaminan ke tubuh (port d' entry) lebih dari satu (misalnya melalui inhalasi dan kontak kulit)." Jadi cara ini dapat digunakan untuk membuktikan bahwa paparan telah terkontrol tetapi bukan untuk mendeteksi tingginya paparan.

b.      Faktor Fisik
Dalam lingkungan fisik, masalah potensial adalah :
-                     suhu dan kelembaban yang tidak normal
-          tekanan udara
-          penerang dan pencahayaan
-          kebisingan
-                     getaran
Suhu dan kondisi panas
Suhu dan kondisi panas suatu lingkungan kerja pada dasarnya dikendalikan oleh iklim suatu daerah dimana lingkungan kerja itu berada. Untuk mempertahankan panas badan pada 35,5°C maka diperlukan lingkungan kerja dengan temperatur antara 18° - 24°C dimana beban pada jantung kita masih seimbang. Bila berada pada temperatur diatas 24°C, maka jantung kita harus bekerja keras untuk mempertahankan temperatur badan normal.
Pada lingkungan bersuhu tinggi, suhu badan kita meningkat dan kita dapat menderita demam panas. Hal tersebut dikarenakan ketidaknyamanan sementara menuju ke kondisi panas.
Perasaan panas adalah perasaan kita terhadap temperatur. Perasaan ini berhubungan dengan pembangkitan dan penyebaran panas atau tergantung pada keseimbangan panas yang dikeluarkan badan dan adanya panas di dalam lingkungan kita.
Perasaan panas dipengaruhi oleh empat kondisi, yaitu :
·         temperatur
merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi perasaan panas
·         kelembaban
pada  temperatur yang  sama,   penyebaran  panas  kita  berbeda   menurut kelembapan dna perasaan panas kita berbeda secara mutlak
ü  bila temperatur tinggi - kelembapan tinggi
-     penyebaran panas badan kita dengan pengeluaran keringat terganggu dan kita merasa lengket
ü  bila temperatur tinggi - kelembapan rendah
-      penyebaran panas badan menjadi aktif dan kita merasa kurang panas
ü  bila temperatur rendah - kelembapan tinggi
-     penyebaran panas badan melalui konduksi meningkat dan kita agak dingin
ü  bila temperatur rendah - kelembapan rendah
-     penyebaran  panas   badan   kita  melalui  konduksi   berkurang   dan   kita merasa lebih panas
·         aliran udara
-       bila   temparatur  dan   kelembapan   berada   pada   tingkat   yang   sama, perasaan panas kita berbeda bila keadaan aliran udara berbeda. Bila ada angin,   penguapan  dari  keringat dipercepat dan  konduksi  bertambah, dengan demikian kita merasa Iebih sejuk atau Iebih dingin
-       bila temparatur sangat tinggi dan kelembapan tinggi juga, angin akan membuat kita merasa pengap.
·         radang dingin (frostbite)
-       bisa terjadi bila temperatur rendah, kelembapan tinggi dan aliran udara kencang
-       pakaian yang basah mempercepat kondisi ini.
-       bisa juga terjadi pada pekerja yang menangani obyek bertemperatur rendah
-       untuk mencegah, organ tubuh antara lain seperti telinga, jari-jari, tumit harus digosok guna merangsang aliran darah                                         
-       untuk menjaga badan tetap hangat harus memakai pakaian yang sesuai dengan lingkungan
-       harus mengkonsumsi makanan berkalori tinggi

Pencahayaan dan Penerangan
Penerangan yang kurang di lingkungan kerja dapat menyebabkan kelelahan, rendahnya produktivitas dan penyakit. Akibat yang dapat ditimbulkan karena penerangan yang kurang adalah :
Ø  rabun dekat
disebabkan   karena   penerangan   kurang,   pekerja    makin    mendekatkan matanya kepada obyek.
Ø  pembengkokan tulang punggung
disebabkan   karena   untuk   melihat   obyek   dengan   lebih   baik.   pekerja mencondongkan tubuhnya. Akibatnya tulang punggung membengkok.
Ø  Iain-Iain
pada pekerja yang menangani gas berbahaya, pekerja harus mendekatkan obyek supaya dapat melihat lebih jeias. Pada saat itu, dia menyerap zat-zat berbahaya begitu banyak atau mengadakan kontak atau terkena racun.

Penerangan memiliki lima kategori, yaitu :
-                     penerangan langsung
-          penerangan tidak langsung
-          penerangan semi iangsung
-          penerangan menyeluruh
-                     penerangan lokal
Penerangan yang ideal sebaiknya :
-                     kualitas, kuantitas dan intensitas harus dapat diganti secara bebas
-          intensitas penerangan harus cukup untuk setiap pekerjaan
-                     penerangan tidak boleh menyilaukan pekerja dalam kondisi kerja normal
-                     sumber cahaya harus dijaga
-                     warna cahaya harus sesuai dengan tipe pekerjaan
Kebisingan
Kebisingan adalah :
-       suara-suara yang terlalu tinggi atau keras
-       nada-nada yang tidak disenangi
-       suara yang mengganggu pendengaran atas suara
Kebisingan   menyebabkan   kelelahan   mental   pada   pekerja,   sejak mereka merasa tidak nyaman dan harus mencoba lebih keras untuk mendengar suara yang diperlukan. Sebagai akibatnya, kecelakaan akan bertambah dan gangguan pendengaran (Termed Bradyacusia disebabkan oleh suara bising) akan terjadi.
Trauma disebabkan oleh suara berbeda menurut intensitas dan kekerasannya. Intensitas suara dinyatakan dalam desibel (dB) atau phons. Kekerasan suara dinyatakan dalam hertz (Hz). Tingkat suara diukur dengan suatu Sound Level Meter. Derajat berkurangnya pendengaran diukur dengan Audiometer.
Rusaknya pendengaran tergantung pada lamanya waktu paparan dan penggunaan alat-alat pelindung. Bila suara bising meningkat diatas 85 dB, ada kemungkinan terjadinya kehilangan pendengaran.
Suara bising yang terdiri dari frekuensi tinggi lebih menyebabkan kesulitan mendengar suara daripada yang berfrekuensi yang rendah. Suara bising dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kehilangan kemampuan mendengar lebih besar.

Getaran
Getaran yang menyebabkan masalah kesehatan kerja karena menggunakan peralatan yang bergetar dan disalurkan ke seluruh tubuh. Getaran dapat rnenimbulkan pengaruh fisiologi seperti:
-        fungsi syaraf autonomi
-        meningkatkan tekanan darah
-        menaikkan urat nadi
-        meningkatkan volume ventilasi dalam pernapasan
-        menaikkan tekanan udara dalam perut dan usus dalam sistem pencernaan
-        menyebabkan thoracoynia (pada getaran yang dengan akselerasi tinggi)
Untuk mengurangi transmisi getaran dari alat-alat yang bergetar tinggi para pekerja, maka perlu dipertimbangkan seleksi alat-alat, waktu kerja, metode kerja, penggunaan aiat peiindung diri, kondisi lingkungan kerja.


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Higiene Industri (2)"

Posting Komentar