Street smart vs
school smart
Street smart?
School smart?
Book smart?
Istilah apa lagi itu?
Bagi beberapa orang, istilah ini merupakan istilah yang
masih baru dan belum familiar di telinga……
Untuk mengetahui deskripsi itu, mari kita coba bahas apa itu
kecerdasan jalanan dan apa itu kecerdasan buku (beberapa menyebutnya kecerdasan
akademis atau kecerdasan sekolah)?
Orang dengan tipe kecerdasan buku digambarkan bahwa
orang tersebut seperti pada umumnya
yaitu cerdas, berpendidikan,
dan melakukannya dengan nilai akademis yang baik. Namun, gagasan yang mendasari kecerdasan
buku adalah bahwa bagaimana penyikapan seseorang dalam situasi (terutama
situasi buruk atau sulit) dari arah intelektual, menggunakan atau mendasarkan
keputusan pada fakta-fakta, pengetahuan atau wawasan yang diperoleh terutama
dari buku-buku atau pengalaman terstruktur (misal belajar).
Dalam kasus orang dengan
"kecerdasan sekolah(buku)", mereka umumnya tahu mereka memiliki
banyak pengetahuan dalam kepala mereka, tetapi mereka tidak tahu bagaimana
untuk menerapkannya di dunia nyata.
Mereka tahu semua
teori kemewahan, dan melakukannya dengan baik dalam ujian, dan menahan
potongan-potongan kertas dengan logo universitas terpampang pada mereka
(ijazah).
Dalam prakteknya,
mereka cukup baik pada memuntahkan fakta dan angka, namun, saya kecewa, ketika
Anda mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang implikasi dunia nyata dari apa
yang telah mereka pelajari, pikiran mereka hanya pikiran kosong.
“Kecerdasan
buku”, menunjukkan seseorang yang pandai mengikuti aturan.
Ini adalah orang-orang yang mendapatkan nilai A, duduk di depan, dan mungkin
menikmati teka-teki silang. Mereka menyukai hal-hal yang memiliki jawaban yang
benar tunggal. Mereka ingin percaya volume, dan presisi, pengetahuan mereka
entah bagaimana dapat mengkompensasi kurangnya pengalaman menerapkannya di
dunia nyata. Berpikir tentang hal yang memiliki nilai, tapi membayangkan bagaimana Anda akan menangani situasi
sulit adalah dunia yang jauh dari benar-benar berada dalam buku (Sebagai Tyler Durden mengatakan dalam
Fight Club - “Berapa banyak Anda dapat mengetahui tentang diri sendiri jika
Anda belum pernah berkelahi ?”).
Yang berbeda dari
orang dengan kecerdasan jalanan adalah yang menggambarkan orang tersebut
sebagai memiliki akal sehat, mengetahui cara-cara dunia - bagaimana hal
tersebut dilakukan atau bisa dilakukan dalam kehidupan nyata. Ide dasarnya
adalah orang seperti itu (kecerdasan jalanan) berhubungan dengan hal-hal dari arah yang lebih
praktis dengan pertimbangan yang lebih pragmatis (bersifat mengutamakan
segi kepraktisan dan kegunaan).
Singkatnya, kecerdasan bukan dari buku tapi dari kehidupan nyata dan pengalaman
pribadi.
Kecerdasan jalanan umumnya adalah orang-orang pekerja keras dan rajin yang telah
melalui apa yang saya sebut "Universitas pukulan keras".
Akibatnya, mereka
tahu persis apa yang telah bekerja, apa yang tidak bekerja, dan apa yang bisa
bekerja lebih baik dengan mengakuisisi keterampilan dan pengetahuan tambahan untuk
membuat hidup lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan lebih cerdas.
Mereka berdedikasi
untuk ekuitas keringat dari kerajinannya untuk bekerja keras, ketekunan teguh,
dan fokus pada eksekusi dalam kegiatan mereka.
Di Vietnam, banyak
orang seperti biasanya terbatas pada pendidikan akademis, karena masalah
keuangan di rumah, dan seperti yang mereka katakan, mereka dipaksa untuk pergi
keluar dan bekerja di usia muda dan menggunakan kekuatan otak kasar mereka
untuk mencari nafkah untuk diri mereka sendiri, dan keluarga mereka.
Tentu, mereka
membuat banyak kesalahan, tetapi mereka belajar dari kesalahan mereka, sehingga
mengembangkan hidung tajam untuk kemampuan luar biasa untuk melihat peluang
bisnis, dan yang lebih penting, hidung tajam untuk membau kesulitan.
Untuk seseorang
yang memiliki “kecerdasan jalanan” berarti orang itu juga memiliki kesadaran
situasional. Anda dapat menilai lingkungan dimana Anda berada, yang ada di dalamnya, dan sudut apa
yang tersedia. Ketika anda berada di jalan, atau di parit, atau dimanapun
anda berada, mengharuskan Anda
belajar untuk mempercayai penilaian Anda sendiri tentang orang-orang di
sekitar anda dan hal apa yang penting. Keterampilan ini,
terlepas dari mana Anda mengembangkannya, adalah kemampuan yang sangat berguna
dan dapat diterapkan dimana saja dalam kehidupan sehari-hari.
Yang paling
penting mungkin, untuk memiliki atau mengasah “kecerdasan jalanan” berasal dari pengalaman. Ini berarti Anda telah belajar bagaimana untuk
mengambil apa yang telah terjadi pada Anda, baik atau buruk, berpikir tentang
hal ini, dan belajar untuk meningkatkan dari pengalaman itu. Perbedaan utama antara “kecerdasan jalanan” dan “kecerdasan buku” adalah hal
apakah yang berada di pusat
pengetahuan. Di jalan, Anda
sebagai pusat pengetahuan. Dalam buku, Anda mencoba untuk menyerap seseorang yang
lain (penulis atau pengalaman tokoh pada buku), dan bagaimanapun menakjubkan seorang
penulis adalah, Anda berada di terbaik satu derajat kurang dari pengalaman yang
sebenarnya. Kecerdasan jalanan
berarti Anda telah menempatkan diri
pada risiko dan selamat. Atau berkembang. Atau memiliki bekas luka. Anda telah
diuji dan memiliki simpanan
keberanian untuk menghadapi masa pada saat Anda akan diuji
lagi.
Menjadi (baca:
memiliki) kecerdasan jalanan, memiliki kecenderungan dapat memimpin atau mempengaruhi orang dengan
mengandalkan kecerdasan buku. Hal ini merupakan naluri alami sebagai seorang
dengan kemampuan kecerdasan jalanan, dan naluri ini dapat bekerja spontan
tergantung seberapa sering melatihnya.
Berdasarkan pendeskripsian yang
telah saya bahas di atas, terkesan bahwa saya condong dengan persepsi
kecerdasan jalanan merupakan hal yang terbaik.
Saya mengatakan hal ini bukan
berarti bahwa saya merupakan seseorang yang memiliki kecerdasan jalanan yang
baik, dan saya tidak suka terhadap orang yang memiliki kecerdasan buku. Justru
saya membuat ini adalah karena saya seorang yang memiliki kecerdasan buku. Saya
suka menghitung, suka belajar, dan sangat suka membaca.
Dan, sebagai seorang manusia, kita juga harus terus
berkembang. Karena kita harus memandang manusia itu sebagai sebuah mesin, yang
harus terus berkembang, mengikuti berkembangnya peradaban zaman.
Untuk itu, manusia yang telah memiliki kecerdasan buku, dia
harus mengupgrade dirinya untuk segera memiliki kecerdasan jalanan. Karena
kedua hal tersebut merupakan hal yang penting, dan akan sangat sulit ketika
kedua hal tersebut diwajibkan untuk berdiri sendiri-sendiri.
Dua-duanya penting, jika ada
seseorang memiliki keduanya, maka mereka akan menjadi breakthrough breaktrhough
dalam berbagai bidang pekerjaan
Saya harus
mengatakan Elon Musk sebagai contohnya.
Ketika ia masih
kecil, ia adalah seorang pembaca yang rakus. Dia menulis makalah brilian sebagai seorang pemuda. Dia bereksperimen dengan roket, dengan
hanya menggunakan bahan yang
tersedia di rumah dengan kondisi dia merupakan
seorang anak di Afrika Selatan.
Dia bahkan belajar
sendiri ilmu roket.
Hari ini, dia berada
pada tiga besar perusahaan dengan bidang yang sangat-sangat kompleks, melawan
segala rintangan yang tampaknya tak teratasi:
Tesla, SpaceX dan
SolarCity.
Kemudian untuk kecerdasan jalanan. Saya akan menilai mendiang Steve Jobs sebagai sosok
yang "cerdas jalanan", terutama dari hari-hari awal mengeksplorasi
dan terlibat dalam "padang gurun (baca: sesuatu
project yang sebenarnya merupakan hal yang sangat sulit untuk diaplikasikan
pada masanya)", yang kemudian sangat
berkontribusi untuk kebangkitan Apple Computer, ketika ia kembali dengan penuh
kemenangan setelah ditendang keluar secara menghebohkan oleh John Sculley.
Referensi :
http://scottberkun.com/2010/book-smarts-vs-street-smarts/
https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-book-smart-and-street-smart
https://www.quora.com/What-are-some-qualities-of-street-smarts-and-academic-smarts
Sy setuju dengan anda
BalasHapus