Menikmati
Menemukan Diri
Pada acara Maiyah, ada jamaah maiyha bertanya bagaimana cara cepat
untuk menemukan jati diri?
Mas Sabrangpun menjelaskan bahwa kita harus berdamai dengan
ketidaktahuan. Karena enaknya makan kalau kita lapar, enaknya tidur kalau kita
ngantuk. Bukan lauknya yang bikin enak, tetapi laparnya.
Dan enaknya pengetahuan datang dari ketidaktahuan. Betapa luar biasanya
yang namanya ketidaktahuan.
Jangan ditarget cepat atau lambat, karena kamu tidak tahu kapan
cepat kapan lambat
Dan yang perlu kita tahu adalah Tuhan tidak menyediakan jalan
paling cepat, tapi tuhan menyediakan jalan paling aman. Kamu dapat jalan cepat
tapi tidak aman gimana?
Kadang-kadang kita itu lupa…..
Saya kasih contoh
Kamu jalan di tengah jalan, tiba-tiba gerimis, dan kamu tidak ada
jas hujan. Kebanyakan manusia mengambil keputusan bahwa lebih baik ngebut biar
lebih cepet sampai rumah.
Pertanyaannya adalah, apakah kamu pernah berpikir bahwa, lebih
bahaya mana, kecelakaan nyawa dengan bahaya basah, itu lebih berat mana?
Lebih berat kecelakaan kan, tetapi kebanyakan manusia secara
naluriah memilih untuk mengebut sepeda motornya dan melupakan keselamatannya
hanya karena agar tidak basah.
Ketelitian berfikir kita ini lho yang perlu untuk diasah terlebih
dahulu
Anda mau berjalan itu sudah alhamdulillah, jangan mikir yang paling
cepat dahulu. Masak mau mikir yang sejati tapi setor kemalasan dahulu.
Sehingga di setiap doa seharusnya, bukan tunjukkan saya jalan yang
paling cepat, tetapi berdoalah Ya Allah beri saya kekuatan untuk menjalani
perjalanannya.
Ketika kamu rindu paling cepat, maka pasti paling cepat
Contoh lagi
Kalau anda berdoa agar dikasih mobil, dan ketika kamu menjalani
jalan yang benar, saya yakin bahwa Tuhan tidak akan memberi mobil terlebih
dahulu
Tapi Tuhan memberi kemampuan untuk membeli bensin terlebih dahulu,
baru dikasih mobilnya. Kalau kamu tiba-tiba dikasih mobil dengan cepat,
kemudian tidak punya uang untuk beli bensin, maka buat apa mobilnya.
Kadang-kadang kita untuk mencapai sebuah tujuan harus tahu ubo
rampenya.
Agar harta itu tidak membahayakan kita, tetapi menyelamatkan kita.
Kamu dipersiapkan dulu ugo rampenya, untuk memahami ilmu, karena
ilmu itu beban, karena semua dosa itu berawal dari ilmu.
Kalau kamu tahu, menjadi dosa dan kalau kamu tidak mengerti, maka
tidak menjadi dosa. Dan “mengerti” itu apa namanya?
Mengerti itu ilmu.
Kalau kamu masih bayi, kemudian kencing di kepala bapak anda, anda
tidak akan digampar, karena anda masih belum punya ilmu. Kalau sekarang kamu
kencing di kepala bapak anda, maka anda akan digampar oleh bapak anda.
Wkwkwk
Karena kamu sudah dianggap tahu bahwa hal itu tidak boleh.
Syukuri perjalananmu menemukan diri sendiri, cepat lambat syukuri
cepat lambatnya karena itu keindahan. Kamu ketika perjalanan dari Surabaya ke
Jogja, indahnya bukan ketika sampainya, tetapi indahnya ketika kamu di jalan,
kamu bisa melihat pohon, kamu bisa melihat keindahan-keindahan.
Hidup ini dramatika, nikmatilah menemukan diri. Tapi ketika
kerinduanmu untuk menemukan dirimu, perhatikan, setiap perjalanan adalah pintu
untukmu menemukan dirimu.
Asal kamu bisa membuka mata, bukan membuka telinga.
Belum ada tanggapan untuk "Menikmati Menemukan Diri"
Posting Komentar