Search

Tidak Setara Tidak Masalah



Tidak Setara Tidak Masalah


Forum maiyah kali ini, Mas Sabrang mengemukakan konsep tentang ketidak setaraan itu tidak masalah.
Sebenarnya ini berawal dari obrolan kita berdua sebagai seoarang anak dan bapak yang mesra. Waktu kita ngobrol, ada tema yang menarik yaitu kenapa manusia itu sangat terobsesi dengan yang namanya kesetaraan. Semua harus setara, semua harus sama, sama rasa, sama rata.
Padahal Al-Qur’an tidak mengatakan yang seperti itu, Al-Qur’an berbicara ada batu ada mutiara.
Saya gatal karena, setara itu hanya pada konsep saja, karena pada prakteknya tidak akan sampai pada konsep setara, karena semua pasti akan dianggap berbeda.
Ada yang bakat njoget, ada yang bakat sholawat, ada yang bakat ilmuwan.
Contoh yang paling ekstrim dari kesetaraan adalah demokrasi. Dimana semua orang dianggap setara, suaranya satu, semua dianggap tahu tentang negara, dan semua dianggap memiliki bobot yang sama untuk memilih pemimpinnya. Padahal memang tidak setara, kenapa sih kita harus setara.
Yang setara bukan halnya, berdasarkan contoh di alam, yang setara adalah kesempatannya.

Contohnya adalah, kalau kita di tempat pekerjaan, semuanya tidak setara, ada atasan, ada bawahan, ada seterusnya. Kalau di tentara, saya pernah dengar, satu letnan itu nilainya berapa prajurit, satu jendral nilainya berapa tentara, ada gitu-gitunya kan. Saya gak tahu detailnya, tapi saya dengarnya seperti itu, jadi legitimate kalau ingin menyelamatkan jenderal, memberangkatkan lima pesawat. Walaupun sama-sama satu nyawa.
Karena memang tidak setara, kenapa sih kita harus semuanya setara. Menurut saya, itu memang karena kita tidak memiliki kesadaran bahwa, tidak setara itu tidak masalah.
Dalam sebuah rumah, tidak semuanya setara, ada yang berfungsi sebagai gendeng, ada yang berfungsi sebagai tembok, ada yang berfungsi sebagai fondasi. Kalau semuanya setara, maka semuanya tembok, tidak ada fondasi, tidak ada atap. Tidak menjadi rumah, tidak menjadi bangunan, tidak menjadi keutuhan.
Kita fobia sama yang namanya ketidaksetaraan. Padahal ketidaksetaraan dibutuhkan untuk membuat bangunan yang utuh. Ketidaksetaraan itu dibutuhkan, agar kita tahu, kita punya peran masing-masing yang sama-sama penting. Kesetaraannya itu terletak pada pentingnya sebuah peran, bukan pada apa dianya.
Kita tidak pernah memikirkan bahwa kita memang tidak pernah setara dengan orang lain. Bakat kita berbeda, cara berfikir kita berbeda, ilmu kita berbeda, pengalaman kita berbeda, dan peran kita berbeda. Terimalah ketidaksetaraan sebagai keniscayaan, jangan yang diributkan adalah ketidaksetaraan dan kesetaraannya.
Sudah pasti ketidaksetaraan itu.
Yang diributkan jangan ketidaksetaraannya, tapi keseriusanmu dalam perannya tersebut.
………………………………………………………..
Kebiasaan berfikir seperti itu mungkin juga ada hubungannya dengan kebiasaan sekolah kita, kebiasaan pendidikan kita. Kita selalu berfikir mengumpulkan ilmu pengetahuan, mengumpulkan apa yang kita tidak tahu.Tapi tidak pernah berfikir bahwa apa yang kita kumpulkan itu butuh konfigurasi, butuh informasi.
Contohnya di jagat, semua apapun yang ada di dunia ini, hanya berasal dari enam jenis quark (bahasa fisika).
Apa?
Ilmu apa lagi ini……..  semua apapun yang ada di dunia ini, hanya berasal dari enam jenis quark?
Penulis coba menjabarkan dari sumber lain tentang apa itu quark. Nanti kalau masih tetap belum paham ya digali terus saja. wkwkwk
Partikel elementer merupakan partikel dasar pembentuk zat yang ada di alam semesta, termasuk air, udara, api, bumi beserta isinya dan seluruh jagat raya. Pengkajian dan pengetahuan akan berbagai sifat partikel dasar di atas merupakan suatu gejala alamiah yang mulai populer dikenal pada abad ke-19, yaitu setelah Democritus mempublikasikan teori tentang atom.Dilanjutkan oleh John Dalton pada tahun 1803 membuat postulat bahwa atom adalah partikel titik dan tidak bisa dibagi lagi . Berdasarkan ilmu fisika klasik, atom merupakan suatu zat yang tidak dapat dibagi lagi komponennya dan dianggap sebagai suatu titik bermassa. Sifat di atas sudah sangat dikenal dalam ilmu mekanika klasik dan sudah sangat jelas pembahasannya oleh Hukum Mekanika Newton.
Pada tahun 1869 Dmitri Mendeleev (1834-1907) seorang ahli kimia dari Rusia menciptakan tabel periodik berdasarkan peningkatan bilangan atom. Bilangan ini menunjukkan jumlah proton yang terdapat dalam inti atom. Jumlah proton sama dengan jumlah elektron yang mengelilingi atom bebas. Pengetahuan tentang atom terus berkembang dan pada abad ke-20 pandangan dan pengetahuan fisika klasik tentang atom mulai luntur setelah ditemukannya suatu gejala alamiah yang dikenal dengan Gejala Elektromagnetik. Secara langsung gejala alamiah ini merupakan suatu fakta dan jawaban yang mengubah pandangan dan pengetahuan ilmu fisika klasik tentang atom. Pada masa tersebut para ahli sudah dapat menyimpulkan bahwa atom bukan lagi merupakan suatu zat terkecil yang tidak dapat diuraikan lagi atas komponennya. Berturut-turut penemuan elektron oleh J. J. Thomson (1897), inti atom dan proton oleh Rutherford (1911), dan neutron oleh Chadwick (1932) meruntuhkan postulat atom sebagai partikel titik. Sebagai pengetahuan lanjutan saat itu telah dikenal adanya partikel pembentuk atom yaitu proton dan neutron dalam inti atom dan dikelilingi oleh elektron. Partikel-partikel elementer di atas sudah sangat dikenal dan merupakan partikel yang stabil. Proton dan neutron sebagai pembentuk inti atom juga disebut sebagai nukleon.
Yang penulis ketahui, yang diajarkan sewaktu di SMA, partikel proton dan neutron merupakan partikel terkecil, dan sudah tidak dapat dibagi lagi. Tetapi…..
Dewasa ini para ahli fisika baik dalam bidang eksperimen maupun teori memiliki perhatian khusus dengan permasalahan partikel elementer, menurut mereka hal tersebut sangat menarik. Penelitian tentang partikel elementer terus berkembang dan pada tahun 1950-an dunia pengetahuan tentang partikel elementer ini mengalami penyempurnaan yang sangat baru dimana proton, elektron, dan partikel elementer lain tidak merupakan partikel dasar yang sebenarnya tetapi terdiri dari partikel elementer yang lebih kecil lagi . Pada tahun 1964 Murray Gell-mann dan George Zwei mempublikasikan proposal baru tentang partikel titik. Perilaku ratusan partikel dapat dijelaskan sebagai kombinasi dari elemen fundamental yang sekarang disebut Quark. Quark merupakan partikel fundamental yang memiliki muatan listrik kelipatan pecahan dari muatan listrik elektron yaitu +2/3e dan -1/3e. Sampai saat sekarang kita mengenal 6 jenis kuark yang terdiri dari :
  • Tipe up : u (up), c (charm), t (top)
  • Tipe down : d (down), s (strange), b (beauty)
Quark u, c, t masing-masing memiliki muatan listrik sebesar +2/3e sedangkan quark d, s, b memiliki muatan listrik sebesar -1/3e. Secara umum quark disimbolkan dengan huruf q. Jika suatu partikel terdiri dari tiga quark dalam susunannya maka disebut sebagai baryon sebagai contoh adalah proton yang terdiri dari quark uud sedangkan neutron terdiri dari kuark udd, maka proton dan neutron disebut juga sebagai baryon.
……………………………………………
Dan dia jadi proton, elektron, neutron, macem-macem.
Yang membuat mereka berbeda adalah konfigurasinya, kita selalu belajar mengumpulkan informasi, tanpa pernah kita memikirkan konfigurasi dari ilmu-ilmu tersebut.
Seperti orang yang sibuk mengumpulkan kayu, tapi tidak pernah dibangun menjadi sebuah bangunan di rumah.
Jadi kita tidak punya bangunan konstruksi cara berfikir di dalam pikiran kita.
Tahunya Cuma mengumpulkan, dan kalau ada orang butuh, maka Cuma dikasihkan. Dadi Cuma fotokopian itu tadi. Makanya kita tidak bisa berfikir lebih jauh tentang struktur, tentang hal-hal yang lebih halus dari yang kita pelajari.
Maiyah ini, kita hanya mengumpulkan informasi atau membangun konstruksi cara berfikir.
Kan itu berbeda.
Di sekolah, jarang kita belajar konstruksi berfikir, yang kita kerjakan adalah mengumpulkan informasi. Padahal kalau kita tahu cara mengkonstruksikan informasi-informasi tadi, belajar itu jadi sangat gampang, karena kita sudah tahu strukturnya.
………………………………………………..
Saya kasih contoh lagi tentang kesetaraan
Kanjeng Nabi Muhammad sering diserang di internet karena perihal Aisyah. Menikah dengan Aisyah ketika Aisyah berumur 9 tahun.
Banyak orang menganggap bahwa itu pedofil namanya, menikah umur sembilan tahun.
Kemudian saya tanya yang benar umur berapa?
“Yang benar umur 17 tahun, karena itu sudah dewasa.” Jawab salah satu orang di internet tersebut.
Menurut Mas sabrang, dia tidak teliti tentang kesetaraan informasi, bobot informasi.
Yang mengatakan, yang menciptakan kedewasaan umur 17 tahun siapa?
Manusia, dan itu berbeda-beda, ada yang 16 tahun, ada yang 15 tahun. Sekarang belanda sedang membuat peraturan kedewasaan manusia itu pada usia tiga belas atau sepuluh kalau tidak salah, sedang ribut ini.
Kalau alam sendiri, membuat garis yang jelas. Kalau sudah menstruasi dia dewasa, kalau sudah mimpi, dia dewasa.
Jadi urusan perkawinan bukan urusan manusia, urusan perkawinan bukan merupakan konsep manusia, itu merupakan konsep tuhan, jadi ikut peraturan tuhan dong sambungannya.
Kalau konsep perkawinan yang diperintahkan sama tuhan, kenapa kamu pakai tolak ukur yang diciptakan oleh manusia?
Pakai tolak ukurnya yang diciptakan oleh Tuhan juga. Terlihat refleksi dengan ilmu biologi dalam tubuh manusia.
Hanya terlatih dengan memandang seperti itu, sehingga kamu terlatih dengan logikamu sendiri yang suci.


Referensi :
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1274657407



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tidak Setara Tidak Masalah"

Posting Komentar