MUPUS
Acara Maiyah kali ini, Mas
Sabrang mendeskripsikan tentang mupus.
Menurut Mas Sabrang, Mupus adalah
salah satu teknologi tercanggih dari peradaban Jawa.
Untuk memahami kecanggihan mupus,
kita harus melihat sedikit ke belakang.
Dulu pernah ingat ketika saya
bercerita tentang orang yang dihina pesek kemudian marah. Dia marah karena dia
merasa dihina. Kemudian dia berpikir, dia marah karena dia percaya bahwa pesek
adalah jelek, yang bagus adalah mancung. Jadi dia marah bukan karena dia
dikatakan pesek, dia marah karena kepercayaan dia bahwa pesek itu jelek.
Ada hal yang bisa kita pelajari. ketika
dia marah, ada kesadaran yang disebut sebagai kesadaran aktor. Kamu actor, dan
akan berlaku sesuai dengan script. Scriptnya seperti apa, kamu berlaku sesuai
dengan script. Itu kesadaran aktor yang marah. Dia marah karena scriptnya,
skenarionya adalah sebuah kepercayaan yang berkata bahwa pesek itu jelek,
mancung itu bagus.
Beberapa hari kemudian, dia mulai
merenung memikirkan, dia mulai masuk ke kesadaran yang lain yang disebut
kesadaran sutradara. Dia tidak menjadi aktor, tetapi dia menjadi sutradara atas
skenarionya. Dia merubah skenarionya, dia tidak akan lagi percaya bahwa mancung
itu baik, pesek itu jelek, karena kalau lombanya seperti itu, maka yang paling
ganteng adalah gajah. WKWKWK. Dia merubah skenarionya, kemudian ketika dia
menjadi kesadaran aktor lagi, dan ada orang yang menghina dia pesek, dia
menjadi tidak marah, karena skenario dia sudah dia rubah.
Sekarang kita mereview sedikit,
ini kan ada jarak antara kesadaran aktor dan kesadaran sutradara. Ada jarak
disini. Jarak ini yang perlu kita kembangkan dan kita sadari setiap hari.
Contoh, mas Hari jatuh cinta kepada seorang perempuan,kemudian dia menembak
perempuan tersebut, ditolak, kemudian dia patah hati, kemudian dia sakit hati. Setelah
sebulan kemudian, baru dia bisa mengkontrol diri dan mencoba mencari metodologi
baru. Ini rentang antara kesadaran aktor dan kesadaran sutradara. Dia butuh
waktu dari aktor yang patah hati, untuk menjadi sutradara yang kemudian dia
memikirkan kembali apa yang pernah dia lakukan. Kalau dia sudah menjadi
kesadaran sutradara, dia telah memiliki kontrol penuh terhadap skenario
sehingga si aktor akan punya sikap sesuai dengan skenarionya.
Konsep mupus disini adalah
bagaimana si sutradara ini membuat agar aktornya terkontrol dengan baik. Setau
saya kalau islam sendiri sudah memberi contoh. Ada siang ada malam, ada
pengalaman ada perenungan, ada ketika anda melakukan ada ketika anda
berkontemplasi. Jadi ada dua rentang itu, ketika anda berpengalaman di siang hari,
anda menjadi aktor. Anda kemudian ketemu emosi (sedih, marah, kecewa, dendam,
dan lain-lain). Kemudian malamnya dia berpikir ulang, tadi siang aku ngapaian
ya, ok aku tadi marah, dia berpikir, kemudian dia menemukan skenario yang
membuat dia marah. Dia mupus itu, mupus kemarahan-kemarahan yang ada di
luarnya, sebab-sebab itu tadi, sehingga dia bisa mengontrol siapa dirinya.
Besoknya, ketika dia menemukan
hal yang sama, dia akan punya sikap yang baru, dan tidak akan marah-marah lagi
ketika dia dihina pesek.
Belum ada tanggapan untuk "MUPUS"
Posting Komentar